Senin, 31 Desember 2018

Contoh Design Poster Try Out SBMPTN 2


Photography Competition Poster Design


Contoh Design Twibbon Simple


Contoh Design Logo Pemilu Himpunan



Contoh Design Struktur Organisasi Sederhana


Contoh Design Jaket Parka Organisasi







Contoh Design Backdrop Seminar


Design Backdrop Seminar Nasional Agrifasco ITB 18

Contoh Design Sertifikat Peserta Seminar


Contoh Design Sertifikat Peserta


Contoh Design Floral





Contoh Design Poster Try Out SBMPTN


Design Totebag ITB


Mango Logo Design

Plant Flat Vector Design PNG

















Desain Kaos Fakultas FSRD ITB

 FSRD ITB


Desain Kaos Fakultas FMIPA ITB

FMIPA ITB


Desain Kaos Fakultas SITH ITB

SITH ITB


Logo Garda ITB Indramayu - Paguyuban Mahasiswa ITB Indramayu

Garda | Ganesha Arkananta Dharma Ayu PNG
Logo Garda ITB Indramayu - Paguyuban Mahasiswa ITB Indramayu



Contoh Desain Produk "The Mango"




Transkripsi dalam Prokariot

  • Inisiasi Rantai RNA melibatkan 3 tahap:
  1. Mengikat RNA polimerase holoenzim ke daerah promotor dalam DNA
  2. pembongkaran lokal dari dua helai DNA oleh RNA polimerase, membentuk template untai bebas ke pasangan dasar dengan ribonukleotida yang masuk
  3. Fosfodiester menggabungkan antara ribonukleat pertama dengan RNA yang baru.
  • Elongasi Rantai RNA dikatalis oleh RNA polimerase. RNA polimerase secara berkelanjutan memecah DNA dan mengembalikannya lagi sejalan dengan keberjalanan RNA polimerase dalam polimerisasi. RNA baru dilepas dari template DNA sejalan RNA polimerase melewati molekul DNA.
  • Terminasi Rantai RNA terjadi ketika RNA polimerase bertemu dengan sinyal terminasi. Ketika terjadi, transkripsi menghasilkan molekul RNA baru.
  • Berhentinya transkripsi, translasi, dan degradasi mRNA dalam organisme prokariotik, translasi dan degradasi molekul mRNA sering dimulai sebelum sintesis (transkripsi) selesai. Karena molekul mRNA disintesis, ditranslasi, dan terdegradasi dalam arah 5 'sampai 3', ketiga proses dapat terjadi bersamaan pada molekul RNA yang sama.


Transkripsi dan Translasi DNA


Untaian tunggal DNA digunakan sebagai template untuk sintesis RNA.`Dalam translasi, urutan nukleotida dalam RNA diubah menjadi urutan asam amino dalam polipeptida. Konversi dilakukan dengan  kode genetik. asam amino spesifik merupakan hasil konversi triplet yang dinamakan kodon. molekul RNA yang dikonversi di ribosom disebut mRNA.
Pada proses transkripsi satu untai DNA digunakan sebagai acuan dari sintesis pembuatan untai RNA. Misal dalam DNA terdapat urutan basa berupa AAA, maka dalam proses transkripsi akan dihasilkan urutan RNA yang mengacu pada DNA sehingga dihasilkan urutan RNA UUU.
Pada proses translasi urutan RNA yang sudah ada diubah menjadi asam amino. Dimana setiap 3 RNA yang terbentuk menghasilkan suatu kode genetik yang disebut kodon. Kodon inilah yang nantinya dikonversikan menjadi asam amino, dan setiap kodon yang berbeda akan menghasilkan asam amino yang berbeda pula. Misal dalam RNA terdapat kodon berupa UUU yang pada proses translasi kodon UUU ini akan dikonversikan menjadi asam amino Phenylalanine (Phe).

Transfer informasi genetik: Dogma sentral


Transfer informasi genetik: Dogma sentral

Alur informasi genetik:
DNA ke DNA : Penurunan gen dari generasi ke generasi
DNA ke protein : ekspresi genetik untuk fenotipe pada organisme
DNA > RNA (transkripsi); RNA > Protein (translasi)

Cara Mencegah Terjadinya Banjir di Indonesia


Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Masalah lingkungan yang terjadi makin hari makin serius. Sebut saja “banjir”, kata yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Bangsa ini makin akrab dengan kata tersebut, bagaimana tidak? hampir di setiap kota di Indonesia pernah mengalami masalah lingkungan tersebut.
Lalu, mengapa banjir datang ?, berikut penyebab banjir datang di daerah-daerah seperti Baleendah dan Jakarta :
1.      Penebangan hutan liar : Indonesia disebut-sebut sebagai paru-paru Bumi hal ini dikarenakan hutan Indonesia yang masih hijau dan lebat, tapi itu dulu. Sekarang, penebangan hutan secara liar makin marak terjadi. Hal ini menyebabkan daerah-daerah di Indonesia kehilangan sumber resapannya, dan jika terjadi hujan, tidak mengejutkan lagi jika di daerah tersebut akan terserang banjir. Sebagai kota Industri, Jakarta dan Bandung dipenuhi beton-beton, yang berarti hutan yang merupakan sumber resapan hilang.
2.      Perilaku masyarakat kota yang buruk : Perilaku membuang sampah sembarangan sudah menjadi kebiasaan bangsa  kita. Hal ini menjadi masalah utama mengapa banjir kerapkali terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Walaupun perilaku ini terlihat sepele, namun dampaknya bagi lingkungan sangatlah serius. Bagaimana tidak? Sampah yang dibuang sembarangan akan menghambat saluran-saluran irigasi dan menyebabkan meluapnya air sehingga terjadilah banjir.
3.      Pemukiman di bantaran sungai : Mengapa? Setiap rumah tangga pasti menghasilkan sampah, dan jika sebuah keluarga tinggal di bantaran sungai, besar kemungkinan sampah rumah tangganya akan dibuang ke sungai. Sungai merupakan aliran darahnya sebuah kota, jika alirannya tersumbat, otomatis akan menimbulkan masalah, di antaranya yaitu banjir. Selain itu, kebiasaan seperti ini akan menyebabkan sungai-sungai akan menjadi dangkal, sehingga tidak mampu menampung air yang jumlahnya tidak sedikit, luapan sungai ini akan menyebabkan banjir. Hal ini merupakan msalah utama kota-kota besar, sebut saja Jakarta.
4.      Kondisi geogrofis kota Bandung dan Jakarta yang berada di daerah cekungan : Kota Bandung dibangun di atas danau purba, yang berarti berada paling rendah di antara perbukitan yang menjulang, sehingga air yang datang merupakan air kiriman dari tempat-tempat yang berada di atasnya. Selain itu, kerapkali kita mendengar penyebab banjir Jakarta adalah “air kiriman dari Bogor”, memang Jakarta teretak di dataran rendah, sedangkan Bogor berada di dataran tinggi, sehingga air mengalir dari bogor ke Jakarta.
5.      Curah hujan yang tinggi : sebagai negara tropis, hujan merupakan hal yang biasa terjadi di negara kita. Salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah “kiriman air di Bogor” sudah tidak asing lagi, Bogor memiliki julukan “Kota Hujan” sehingga salah satu alasan Curah hujan yang tinggi sebagai penyebab banjir, memang patut diperhitungkan.
6.      Drainase kota yang buruk : Sebagai kota metropolitan Bandung dan Jakarta tersusun atas beton-beton, pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan acapkali dilakukan, sebut saja drainase, walaupun bangunan yang berdiri tersbut kokoh, megah, dan besar, jika kita lihat drainase, sangatlah kecil sekali, tidak sebanding dengan kapasitas bangunan tersebut.
7.      Tata ruang kota yang buruk : Kasarnya adalah, kota metropolitan di Indonesia seperti Jakarta dan Bandung asal berdiri saja, artinya tidak memikirkan tata kelola ruang sehingga baanjir gampang sekali terjadi. Hal ini dikarenakan pemerintah yang tidak tegas dan sigap dalam memanaje hal tersebut.
8.      Tanah yang sudah tidak bisa menyerap air : Akibat pembangunan yang tidak mementingkan kondisi ekologi, tanah yang sebeumnya ditumbuhi tanaman rindang kini menjadi tidak bisa menyerap air.
Ketika kita sudah menemukan penyebab dari masalah banjir yang kerapkali terjadi di Indonesia, khususnya di Baleendah dan DKI Jakarta, tentunya kita harus menemukan solusinya, berikut solusi yang akan saya paparkan :
1.      Kebijakan pemerintah yang tegas dan lugas dalam penerapannya.
2.      Membangun karakter cinta lingkungan kepada setiap masyarakat di Indonesia.
3.      Merelokasi rumah tangga yang tinggal di bantaran sungai ke rumah susun yang dibangun pemerintah.
4.      Membangun teknologi tepat guna dalam merekayasa alur air.
5.      Membangun bendungan buatan sebagai penampung air di titik-titik utama perkotaan.
6.      Pemerintah tegas dan lugas dalam mengawasi agar tiap bangunan harus memiliki drainase berdasarkan kapasitasnya.
7.      Melakukan perbaikan tata ruang.
8.      Mengaktifkan fungsi tanah kosong untuk ditanami pohon-pohon yang memiliki kapasitas serap yang tinggi.
Solusi-solusi diatas akan mampu mengurangi dan bahkan menghilangkan banjir yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia seperti Bandung dan Jakarta.
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan dengan memperimbangkan faktor-faktor lainnya. Solusi yang paling ampuh adalah “Membangun karakter cinta lingkungan kepada setiap masyarakat di Indonesia.” Hal ini dirasa sangat penting sekali, karena jika setiap masyarakat memiliki rasa cinta kepada lingkungan dan keinginannya untuk merawat ekosistem. Saya rasa tiap keputusan yang nanti akan dibuat berdasarkan kepentingan lingkungan. Dan jika masyarakat tergerak hatinya untuk selalu mendedikasikan hatinya kepada lingkungan, masalah banjir akan segera teratasi, karena setiap orang akan ikut andil dalam melakukan pencegahannya.

Review Video "Human Planet Rivers Friend and Foe”


Video yang dalam bahasa indonesia berarti “Sungai bisa menjadi teman dan musuh dalam kehidupan manusia” memiliki makna yang sangat mendalam. Manusia jelas tidak dapat terlepas dari peran sungai, karena sungai merupakan sumber air tawar terbesar yang ada di bumi dan paling mudah untuk dijangkau. Video tersebut menampilkan sudut pandang yang tidak biasa dan menjelaskan secara nyata akan pentingnya sungai bagi kehidupan manusia. 
Dalam scene 1 ditampilkan seorang kepala keluarga yang berbica bahasa Thailand, berjuang untuk menyambung asa demi kehidupan keluarganya. Dia tidak bisa terlepas dari sungai, karena baginya sungai adalah segalanya. Terlihat, perjuangannya  yang luar biasa dalam mengais rezeki di sungai yang berarus deras. Dia rela melewati ngarai satu ke ngarai lainnya hanya dengan menggunakan seutas tali besi yang diameternya sangat kecil dan dibawahnya terdapat arus sungai yang mengalir dengan derasnya. Jika Dia terpeleset sedikit saja, maka sungai pun akan merenggut nyawanya.  Memang sungai memberikan Dia dan keluarganya kehidupan, namun sungai juga bisa merenggut kehidupan darinya.
Selanjutnya di scene 2 ditampilkan sebuah keluarga yang tinggal di pegunungan tibet yang berselimut es. Dalam keluarga tersebut terdapat kakak-beradik yang berjuang untuk menempuh pendidikan. Banyak sekali halang rintang yang Mereka hadapi untuk mencapai sekolahnya yang terletak di sisi lain gunung. Dengan diantarkan Bapaknya, mereka harus sangat berhati-hati melewati halang rintang yang bisa kapan saja merenggut nyawa semua dari mereka. Mereka berjalan di atas sungai yang membeku dengan sangat hati-hati, karena jika saja kaki salah menapak, maka mereka semua akan mati kedinginan. Bukan hanya itu saja, tebing yang mereka lewati bisa kapan saja mengalami longsor, dan jika terjadi longsor maka mereka akan tertimbun dalam es dan mati seketika karena Hyphotermia.
Dalam sudut dunia yang berbeda, terdapat orang yang menggantungkan sepenuh hidupnya dengan sungai, walaupun demikian sungai dapat menjadi teman ataupun musuh bagi kehidupan manusia. Tergantung bagaimana kita memanfaatkannya.

Mengukur Ecological Footprint di Indonesia


Indonesia saat ini berada pada keadaan surplus. Namun, kian hari keadaan ecological footprints negara Indonesia makin mengkhawatirkan. Kebutuhan manusia akan footprint yang semakin besar dibandingkan dengan biocapacity yang semakin menurun. Sehingga besar kemungkinannya jika negara ini akan mengalami defisit ecological footprint.
Penyebab menurunnya keadaan surplus ecological footprint Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang paling berpengaruh adalah deforestasi hutan. Kebutuhan dunia akan minyak kelapa sawit semakin tinggi, para investor kelas kakap menginvestasi hartanya demi membuka lahan kelapa sawit baru. Selain itu, era industrialisasi pada negara berkembang seperti Indonesia, kian menggebu-gebu. Negara ini seakan-akan lupa akan kodrat manusia yang diciptakan untuk hidup berdampingan dan seimbang dengan alam.
Oleh karena itu, hal yang perlu ditekankan dalam meningkatkan surplus ecological footprints negara Indonesia adalah dengan menurunkan nilai footprint dan meningkatkan nilai biocapacit. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan, seperti menghemat keperluan bahan kimia rumah tangga, memilih untuk naik transportasi umum, melakukan reboisasi hutan, menghukum tegas pelaku kejahatan hutan, dan masih banyak lagi.

Komponen Utama Untuk Mengukur Ecological Footprint

Ecological footprint / Jejak ekologi merupakan satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan menyerap limbah yang dihasilkannya (Dian, 2013). Terdapat dua komponen utama dalam mengukur ecological footprint, yaitu footprint dan biocapacity.
Footprint dalam bahasa Indonesia memiliki arti jejak. Yang dimaksud footprint dalam pembahasan kali ini adalah kebutuhan manusia akan sumber daya hayati, seperti air, tanah, makanan, sayuran, clean water, kebutuhan rumah tangga dan sebagainya.
Biocapacity merupakan agen biologi yang menghasilkan kebutuhan manusia dan dalam kemampuannya menyerap sisa pembuangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia tersebut. Biocapacity mencakup semua agen biologi yang hidup berdampingan dengan kehidupan manusia.
Kedua komponen tersebut merupakan indikator utama dalam melakukan pengukuran ecological footprints. Terdapat dua kemungkinan yang terjadi yaitu terjadi surplus atau defisit. Ketika nilai footprint lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan nilai biocapacity maka akan terjadi defisit, sedangkan ketika nilai biocapacity lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan nilai  footprint maka akan terjadi surplus.

Perbedaan Antara Biotechnology, Bioprocess Engineering, dan Ecological Engineering.


Question
Please describe the difference between : Biotechnology, Bioprocess Engineering, Ecological Engineering.
Answer
Bioteknologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan makhluk hidup, maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan produk barang-jasa. Bioteknologi merupakan cabang ilmu  yang meliputi berbagai aspek dalam produksi barang-jasanya. Bioteknologi dapat diterapkan pada berbagai bidang, seperti kesehatan, pertanian, kehutanan, dan makanan.
Teknik Bioproses adalah cabang ilmu dari teknik kimia yang berhubungan dengan perancangan dan kontruksi proses produki yang meilbatkan agen biologi. Teknik bioproses dapat diterapkan pada berbagai bidang, seperti industri obat-obatan, bioteknologi, dan industri pengolahan air.
Desain ekologi adalah bentuk desain yang berguna untuk meminimalisir dampak kerusakan terhadap lingkungan. Desain ekologis membantu menghubungkan keterkaitan antara arsitektur hijau, pertanian berkelanjutan, teknik ekologis, restorasi ekologis, dan bidang lainya.
Berdasarkan ketiga pengertian di atas terdapat perbedaan yang mendasar namun saling berhubungan terutama dalam pemaanfaatannya terhadap organisme biotik. Bioteknologi mendalami pemanfaatan organisme biotik untuk dijadikan sebagai produk barang-jasa. Teknik Bioproses mendalami perancangan produksi yang melibatkan agen biologi. Sedangkan Desain ekologi mendalami mengenai segaa bentuk desain untuk menghindari kerusakan pada sistem biotik (lingkungan).

Artikel Tentang Kelapa Sawit di Indonesia


Indonesia merupakan negara tropis dengan perkebunan kelapa sawit yang kian hari kian menjamur, terutama perkembangan yang pesat pada beberapa pulau besar minim penghuni, sebagai contoh perkebunan kelapa sawit yang berada di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Mendengar kata “Kebun kelapa sawit” stereotipe buruk timbul di pikiran. Bagaimana tidak? Berdasarkan berita yang biasa kita dengar, pembukaan lahan“Kebun kelapa sawit” identik dengan pembakaran hutan dan perusakan ekosistem didalamnya. Bersebrangan dari pernyataan tersebut, tidak semua pembukaan lahan “Kebun kelapa sawit” dilakukan dengan cara yang illegal. Tidak sedikit kebun kelapa sawit yang memprioritaskan keseimbangan lingkungan dalam melakukan produksinya. Oleh karena itu, berikut akan dipaparkan manajemen sumber daya hayati kelapa sawit dan manejemen area lahan kelapa sawit.
Kebun kelapa sawit, dari namanya saja kita semua pasti sudah tau jika “Kelapa sawit” merupakan sumber daya hayati terbesar pada ekosistem ini. Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penghasil minyak, seperti; minyak masak, minyak industri, dan minyak bahan bakar biodisel (Asep, 2016).
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.  Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos (wikipedia).
Dengan banyaknya keuntungan dalam berkebun kelapa sawit, bukan jadi rahasia umum memang jika arus investasi mengalir dengan deras, terutama perusahaan mutinasional dan internasional. Bukan hanya pengusaha Indonesia saja yang membuka lahannya untuk ditanami kelapa sawit, data menunjukkan, sebagian besar kebun kelapa sawit yang berada di Indonesia adalah milik perusahaan luar negeri, sungguh menyedihkan memang. Saya tidak akan membahas masalah tersebut secara lebih rinci, karena yang akan saya bahas kali ini adalah mengenai Manajemen sumber daya hayati dan sumber daya lahan perkebunan kelapa sawit.
Dalam melakukan manajemen sumber daya hayati pada perkebunan kelapa sawit, Pemerintah Indonesia telah sering dikritik kelompok-kelompok pencinta lingkungan hidup karena terlalu banyak memberikan ruang untuk perkebunan kelapa sawit (berdampak pada penggundulan hutan dan penghancuran lahan bakau). Maka, sejalan dengan semakin banyaknya perusahaan internasional yang mencari minyak sawit ramah lingkungan sesuai dengan kriteria Roundtable on Sustainable Palm Oil (di Malaysia), perkebunan-perkebunan di Indonesia dan Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan-kebijakan ramah lingkungan. Para pemerintah negara-negara Barat telah membuat aturan-aturan hukum yang lebih ketat mengenai produk-produk impor yang mengandung minyak sawit, dan karena itu mendorong produksi minyak sawit yang ramah lingkungan. Pada tahun 2011, Indonesia medirikan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing global dari minyak sawit Indonesia dan mengaturnya dalam aturan-aturan ramah lingkungan yang lebih ketat. Semua produsen minyak sawit di Indonesia didorong untuk mendapatkan sertifikasi ISPO (Indonesia Investment, 2016).
Jadi, yang harus dilakukan adalah membentuk manajemen sumber daya hayati yang baik dengan mementingkan keberlanjutan ekosistem didalamnya. Salah satu contohnya adalah menjadikan produksi kelapa sawit menjadi produk yang ramah lingkungan.
Dalam melakukan manajemen lahan yang baik kita pun harus memahami dengan baik mengenai kondisi tanah, iklim, topografi, dan kesesuaian lahan. Upaya yang harus dilakukan dalam melakukan manajemen lahan agar tercipta kesinambungan diantaranya adalah menekan erosi dan limpasan air permukaan, mengurangi pengaruh kekurangan air, pengelolaan air, dan manajemen pemukun.
Dapat disimpulkan bahwa tidak selalu apa yang berkaitan dengan “Kebun kelapa sawit” itu buruk. Dengan manajemen sumber daya hayati dan manajemen lahan sawit yang baik, kita dapat menjaga berkesinambungannya sebuah ekositem.

Pendanaan Sumber Internal dan Eksternal Berikut Contohnya.

Dalam melakukan investasi, perusahaan seringkali membutuhkan tambahan dana yang cukup besar, baik yang bersumber dari internal, maupun ekst...