Sabtu, 18 Juli 2020

Pengertian CPFR dan Proses dari CPFR Menurut Coyle


1.     Jelaskan pengertian CPFR dan proses dari  CPFR menurut Coyle!

§  Pengertian CPFR (Collaborative Planning. Forecasting and Replenishment)
CPFR adalah serangkaian proses bisnis berbasis data dirancang untuk meningkatkan peramalan, dan kemampuan untuk memprediksi dan berkoordinasi dengan mitra rantai suplai. CPFR dikembangkan di tahun 1997 oleh organisasi yang menaruh minta pada bidang logistic. Penerapan CPFR oleh dua perusahaan menghasilkan penghematan dalam tingkat inventory dan berkurangannya out of stock di tingkat Point of Sales (POS). Contoh CPFR diterapkan oleh peritel raksasa Wal-Mart dengan 100 suppliernya di tahun 2005 dengan mengunakan teknologi RFID (Radio Frrquency Identification). Hal ini diyakin oleh Wal-Mart bahwa suppliernya membutuhkan informasi tentang demand di tingkat peritel, harga, jumlah persedian di toko-toko Wal-Mart dalam kondisi seakurat mungkin dan dalam posisi real time. Wal-Martpun membutuhkan informasi kepasitas pemasok, cadangan stock pemasok, serta status pesanan.
Secara garis besar Kolaborasi Perencanaan peramalan dan pengisian kembali persediaan menuntut adanya kordinasi antar pihak Retailer, buyer (distributor) dan seller (producer/principal) yang dimulai dari tahap perencanaan, peramalan, pelaksanaan dan analisa terhadap pelaksanaanya

CPFR pada dasarnya adalah proses peramalan yang berevolusi menjadi perangkat berbasis web yang bertujuan untuk bertukar informasi secara internal dalam 'shared web' antarsesama partner di dalam suatu rantai pasok.

Secara singkat Kolaborasi Perencanaan peramalan dan pengisian kembali persediaan (CPFR) digambarkan sebagai berikut :
1)     Perencanaan. Tahap perencanaan dilakukan secara bersama-sama, dalam hal ini kedua belah pihak bisa melakukan perencanaan bisnis secara bersama sama untuk menentukan tujuan dan target. Infomasi dimulai di level retails store dimana data pergerakan persediaan langsung didapat dari titik penjualan (POS), data diolah untuk melihat persediaan mana yang siklus persediaannya tinggi, kemudian dikatagorisasi untuk menentukan urutan dan sebarannya , selanjutnya ditentukan persediaan mana yang (SKU) tinggi siklus perputarannya dan memiliki sebaran yang terbesar.
2)     Strategi dan Perencanaan. Data yang telah diolah selanjutnya dijadikan acuan dalam melakukan peramalan penjualan (sales forcasting) dan peramalan pemesanan (order forcasting).
3)     Eksekusi. Peramalan penjualan dan peramalan pemesanan selanjutnya diturunkan menjadi pemesanan dan pelaksanaa pemesanan.
4)     Analisa. Tahap terakhir adalah proses analisa dari proses diatas untuk menetukan langkah-langkah yang diperlukan dalam hal terjadi perubahan, termasuk diantaranya adalah batasan batasan logistik (logistics restriction) yang akan mengakibatkan ganguan dalam proses supply chain.

Keempat langkah dalam proses Kolaborasi Perencanaan peramalan dan pengisian kembali persediaan (CPFR), dilakukan secara terus menerus  dengan interaksi yang intensive antar para mitra usaha sehingga mampu mengantisipasi berbagai kendala yang menghambat kelancaran kolaborasi ini yang  akan menggangu proses rantai pasok secara keseluruhan Akan tetapi Kolaborasi Perencanaan peramalan dan pengisian kembali persediaan (CPFR),  tidak bisa  dilakukan dengan cara manual, melainkan harus dilakukan dalam satu sistem informasi secara terpadu yang melibatkan mitra uasaha  yaitu antar  retailer/distributor dengan satu supplier atau dengan beberapa supplier.
Dengan menerapkan Kolaborasi Perencanaan peramalan dan pengisian kembali persediaan (CPFR), maka akan terjalin satu koordinasi dan saling kesepahaman yang baik antar mitra bisnis, tidak ada pihak merasa dirugikan/dibebankan karena sudah saling mengerti antara kebutuhan yang satu dengan yang lain sehingga hubungan bisnis akan lebih sustainable, dan yang utama akan tercipta efisiensi dalam keseluruhan rantai pasok yang pada gilirannya akan mengurangi stock idle/over supply, mengurangi biaya logistik dan biaya transportasi dan pada saat yang sama akan mampu memberikan respsonse terhadap perubahan-perubahan dalam permintaan yang timbul dari permintaan pasar, perubahan trend pasar yang disebakan oleh internal maupun external rantai pasokan dan juga mampu mengabaikan tudingan yang dialamatkan kepada para importir sebagai salah satu penyebab long dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok.  

  §  Proses CPFR menurut Coyle

Menurut Coyle, terdapat 3 (tiga) elemen penting dalam kesuksesan penerapan CPRF antara lain :

1)     Collaborative demand planning
2)     Joint capacity planning, dan
3)     Synchronized order fulfillment

Kolaborasi berdasarkan keterbukaan berbagi data seperti di atas akan meningkatkan kualitas peramalan permintaan di sepanjang siklus rantai pasokan sehingga akan menjaga order fulfillment.


Coyle (2003) mengembangkan konsep bagaimana kolaborasi antar bagian berjalan dan mekanisme perencanaan terjadi dalam CPFR. Business Model CPFR dijelaskan oleh Coyle sebagai berikut: Process CPFR dimulai dengan, penetapan garis besar kesepakatan antara seluruh pihak yang terkait, kemudian dilanjutkan dengan menyusun rencana bisnis, membuat perkiraan penjualan dan prediksi masalah atau hal khusus dalam perkiraan penjualan.Dari perkiraan penjualan serta prediksi masalah tersebut diperoleh data yang lebih akurat tentang ketersediaan produk. Adapun perkiraan pesanan akan diperoleh dari data ketersediaan produk.



Sumber:
Ardy. 2016. “Definisi, Sejarah Singkat CPFR (Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment)”. [link] http://ardy-web.blogspot.com/2016/01/definisi-sejarah-singkat-cpfr.html. Diakses pada tanggal 21 April 2020 pukul 18.00 WIB.
Guritno, Adi Djoko dan Meirani Harsasi. 2019. “Manajemen Rantai Pasokan”. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
“Hidayat, Anang. 2015. Kolaborasi Perencanaan Peramalan dan Pengisian Kembali Persediaan (CPRF)”. [link] https://supplychainindonesia.com/kolaborasi-perencanaan-peramalan-dan-pengisian-kembali-persediaan-cprf/. Diakses pada tanggal 21 April 2020 pukul 18.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendanaan Sumber Internal dan Eksternal Berikut Contohnya.

Dalam melakukan investasi, perusahaan seringkali membutuhkan tambahan dana yang cukup besar, baik yang bersumber dari internal, maupun ekst...