Jumat, 14 September 2018

Pengaruh Pemberian Auksin dalam Kultur Jaringan

Auksin merupakan salah satu ZPT yang sering digunakan dalam kultur jaringan tanaman dengan dimasukkan ke dalam media tumbuh. Peran fisiologis auksin adalah mendorong pemanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xylem dan floem, serta pembentukan akar. Dalam kultur jaringan, auksin diperlukan untuk pembentukan klorofil, pertumbuhan kalus, suspensi sel morfogenesis akar dan tunas (Ardiana dan Fitrianingsih, 2010). Auksin sangat efektif dalam menginisiasi pembentukan akar pada banyak spesies tanaman (Weaver, 1972 dalam Sulichantini, 2016). Auksin sintetis terdiri atas indole 3 acetic acid (IAA), indole 3 butyric acid (IBA), 1-naphthaleneacetic acid (NAA), dan herbisida yang bersifat auksin (Wattimena, 1992 dalam Ardiana dan Fitrianingsih, 2010). Praktikum kultur jaringan ini menggunakan NAA sebagai hormon auksin sintetis. NAA (Naftaleine Asetat Acid) adalah zat pengatur tumbuh yang tergolong auksin. Pengaruh auksin terhadap perkembangan sel menunjukkan bahwa auksin dapat meningkatkan sintesa protein. Dengan adanya kenaikan sintesa protein, maka dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam pertumbuhan (Sulichantini, 2016). α-Naftalen Asam Asetat (NAA) merupakan auksin sintetik, tidak mengalami oksidasi enzimatik seperti IAA (Indole-3 Asetic Acid). Senyawa tersebut dapat diberikan pada medium kultur konsentrasi yang lebih rendah, berkisar 0,1-2,0 mg/l (Zulkarnain, 2009  dalam Triningsih et al., 2013).


Sumber:

Ardiana, Dwi Wahyuni dan Ida Fitrianingsih. 2010. “Teknik Kultur Jaringan Tunas Pepaya Dengan Menggunakan Beberapa Konsentrasi Iba”. Jurnal Buletin Teknik Pertanian,15(2): 52-55.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendanaan Sumber Internal dan Eksternal Berikut Contohnya.

Dalam melakukan investasi, perusahaan seringkali membutuhkan tambahan dana yang cukup besar, baik yang bersumber dari internal, maupun ekst...