Sitokinin memacu pembentukan kalus karena
aktivitas yang kuat untuk memacu proses diferensiasi sel, organogenesis dan
menjaga pertumbuhan kalus. Beberapa golongan sitokinin yang sering digunakan
dalam metode kultur jaringan untuk menginduksi kalus adalah BA dan kinetin
(Sitinjak et al., 2015). Di antara
berbagai hormon sitokinin sintetik, BAP paling sering digunakan karena sangat
efektif menginduksi pembentukan daun dan penggandaan tunas, mudah didapat dan
harganya relatif murah (George dan Sherrington, 1984 dalam Sari, 2005).
Sitokinin yang sering digunakan dalam kultur jaringan adalah BAP, karena BAP
lebih tahan terhadap degradasi dan harganya lebih murah (Nisak et al., 2012). Praktikum ini menggunakan
BA sebagai hormon sitokinin sintetis. BA adalah kelompok sitokinin yang
berfungsi untuk pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis (Gunawan, 1992 dalam
Sulichantini, 2016).
Sumber:
Sari, Laela. 2005. “Optimalisasi Media untuk Jumlah Daun dan Multiplikasi Tunas Lidah Buaya (Aloe vera) dengan Pemberian BAP dan Adenin”. Jurnal Biodiversitas, 6(3): 178-180.
Sitinjak,
Marlina Agustina, ayta Novaliza Isda,
dan Siti Fatonah. 2015. “Induksi Kalus
Dari Eksplan Daun In vitro Keladi Tikus (Typhonium sp.) Dengan Perlakuan 2,4-D dan Kinetin”. Jurnal
Biologi, 8(1): 32-39.
Nisak
K., Tutik Nurhidayati., dan Kristanti I.
Purwani. 2012. “Pengaruh Kombinasi
konsentrasi ZPT NAA dan BAP pada
Kultur Jaringan Tembakau Nicotiana tabacum var. Prancak 95”. Jurnal Sains dan Semi
Pomits, 1(1): 1-6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar