1.
Jelaskan ukuran feasible dan
infeasible dalam perspektif NPV. Berikan contoh kasusnya dan perhitungannya!
Jawab:
Net Present Value (NPV) merupakan
pendekatan aliran kas diskontoan (discounted cash flow) dalam penganggarakan
modal. Dengan menggunakan metode NPV, seluruh aliran kas dinilai-sekarangkan
dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of
return). Selanjutnya, nilai sekarang (PV) dari semua arus masuk proyek
dibandingkan dengan investasi asalnya (I) atau dirumuskan NPV = PV – I. NPV
bisa bernilai kurang dari (NPV < 0), lebih dari (NPV > 0), atau sama
dengan nol (NPV = 0).
Ukuran feasible (usaha/proyek layak untuk
dilaksanakan) dalam perspektif NPV (Net Present Value) adalah
NPV > 0
Maka investasi tersebut sebaiknya
diterima (feasible/layak) karena kemungkinan memberi keuntungan, contoh:
Manajer
keuangan PT. Sejahtera Selalu tengah melakukan analisa terhadap tiga usulan
proyek. Kebutuhan dana untuk investasi A dalam dua tahun adalah Rp 10.000 dan
Rp 21.000, investasi B Rp 15.000 dan Rp 22.500 serta investasi C Rp 12.000 dan
19.500. Dana keseluruhan tersebut diperkirakan sebesar Rp.12.000,- dari
masing-masing investasi, dan biaya modal (cost of capital) yang ditetapkan
adalah 2%. Tentukan proyek yang paling feasible.
Jawab :
NPV A = [10.000 / (1+2%)1] + [21.000 / (1+2%)2] - 12.000
= 9.803,9 +
20.184,5 – 12.000
= 17.988,4 (NPV
> 0)
NPV B = [15.000 / (1+2%)1] + [22.500 (1+2%)2] - 12.000
= 14.705,9 +
21.626,3 – 12.000
= 24.332,2 (NPV
> 0)
NPV C = [12.000 / (1+2%)1] + [19.500(1+2%)2] - 12.000
= 11.764,7 +
18.742,8 – 12.000
= 18.507,2 (NPV
> 0)
Ketiga proyek
tersebut feasible (NPV > 0) dan proyek yang paling feasible untuk
dikerjakan adalah proyek B karena NPV yang diperoleh jauh lebih besar
keuntungan akhirnya dibandingkan dengan proyek A dan C.
Ukuran infeasible (usaha/proyek tidak layak untuk
dilaksanakan) dalam perspektif NPV adalah
NPV < 0
Maka investasi tersebut sebaiknya
ditolak (infeasible/tidaklayak) karena kemungkinan tidak memberikan
keuntungan, contoh:
Pimpinan
perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak
ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama
dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,‐. Mesin baru mempunyai umur
ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir
tahun kelima sebesar Rp.15.000.000,. Berdasarkan pengalaman pengusaha,
cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,‐ dengan biaya
modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila
dilihat dari PV dan NPV?
Jawab:
PV = 16.949.153 + 14.363.689 + 12.172.617 +
10.315.778 + 8.742.184 + 6.556.638
= 69.100.059
NPV = PV – OO = 69.100.059 – 75.000.000
= – 5.899.941
NPV yang diperoleh bernilai
negatif (NPV < 0), maka pembelian mesin tidak feasible/infeasible.
Sumber:
Karunia, Diana
Apriliani. 2011. “pengertian NPV, IRR,
dan PBP”. [link] https://dianaprilianikarunia.wordpress.com/.
Diakses pada tanggal 21 April 2020 pukul 06.30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar