Sabtu, 18 Juli 2020

Ukuran Feasible dan Infeasible dalam Perspektif NP berikut contoh kasus dan perhitungannya


1.     Jelaskan ukuran feasible dan infeasible dalam perspektif NPV. Berikan contoh kasusnya dan perhitungannya!

Jawab:

Net Present Value (NPV) merupakan pendekatan aliran kas diskontoan (discounted cash flow) dalam penganggarakan modal. Dengan menggunakan metode NPV, seluruh aliran kas dinilai-sekarangkan dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of return). Selanjutnya, nilai sekarang (PV) dari semua arus masuk proyek dibandingkan dengan investasi asalnya (I) atau dirumuskan NPV = PV – I. NPV bisa bernilai kurang dari (NPV < 0), lebih dari (NPV > 0), atau sama dengan nol (NPV = 0).
Ukuran feasible (usaha/proyek layak untuk dilaksanakan) dalam perspektif NPV (Net Present Value) adalah
NPV > 0
Maka investasi tersebut sebaiknya diterima (feasible/layak) karena kemungkinan memberi keuntungan, contoh:
Manajer keuangan PT. Sejahtera Selalu tengah melakukan analisa terhadap tiga usulan proyek. Kebutuhan dana untuk investasi A dalam dua tahun adalah Rp 10.000 dan Rp 21.000, investasi B Rp 15.000 dan Rp 22.500 serta investasi C Rp 12.000 dan 19.500. Dana keseluruhan tersebut diperkirakan sebesar Rp.12.000,- dari masing-masing investasi, dan biaya modal (cost of capital) yang ditetapkan adalah 2%. Tentukan proyek yang paling feasible.
Jawab :  
NPV A           = [10.000 / (1+2%)1]  + [21.000 / (1+2%)2] - 12.000
= 9.803,9 + 20.184,5 – 12.000
= 17.988,4 (NPV > 0)
NPV B             = [15.000 / (1+2%)1] + [22.500 (1+2%)2]  - 12.000
= 14.705,9 + 21.626,3 – 12.000
= 24.332,2 (NPV > 0)
NPV C             = [12.000 / (1+2%)1] + [19.500(1+2%)2] - 12.000
= 11.764,7 + 18.742,8 – 12.000
= 18.507,2 (NPV > 0)
Ketiga proyek tersebut feasible (NPV > 0) dan proyek yang paling feasible untuk dikerjakan adalah proyek B karena NPV yang diperoleh jauh lebih besar keuntungan akhirnya dibandingkan dengan proyek A dan C.


Ukuran infeasible (usaha/proyek tidak layak untuk dilaksanakan) dalam perspektif NPV adalah
NPV < 0
Maka investasi tersebut sebaiknya ditolak (infeasible/tidaklayak) karena kemungkinan tidak memberikan keuntungan, contoh:
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,‐. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.15.000.000,. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,‐ dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?
Jawab:
PV     = 16.949.153 + 14.363.689 + 12.172.617 + 10.315.778 + 8.742.184 +  6.556.638
= 69.100.059
NPV   = PV – OO = 69.100.059 – 75.000.000
= – 5.899.941
NPV yang diperoleh bernilai negatif (NPV < 0), maka pembelian mesin tidak feasible/infeasible.


Sumber: 
Karunia, Diana Apriliani. 2011. “pengertian NPV, IRR, dan PBP”. [link] https://dianaprilianikarunia.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 21 April 2020 pukul 06.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendanaan Sumber Internal dan Eksternal Berikut Contohnya.

Dalam melakukan investasi, perusahaan seringkali membutuhkan tambahan dana yang cukup besar, baik yang bersumber dari internal, maupun ekst...