Langkah-langkah dalam menghitung Laba Bersih,
antara lain :
a.
Menghitung seluruh harga pokok. Pertama
dengan mencatat seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan produk.
Identifikasikan semua biaya secara detail. Jika tidak, maka perhitungan dari
usaha akan menjadi tidak valid, sehingga laba yang nantinya dihasilkan bukan
berupa laba yang sebenarnya.
b.
Membuat laporan dari laba kotor. Dari
hasil harga pokok yang sudah didapatkan oleh suatu proses produksi, maka kita
akan bisa menentukan harga jual dari suatu produk. Hasil penjualan yang telah
didapatkan akan dikurangi dengan harga pokok, maka akan mendapatkan keuntungan
kotor.
c.
Total dari keseluruhan biaya operasional yang
selama satu periode telah dikeluarkan. Pendapatan kotor yang sudah
diketahui dalam satu periode masih belum dibilang sebagai sebuah keuntungan,
karena masih banyak biaya-biaya dari operasional dan non operasional seperti
biaya gaji karyawan, biaya sewa, biaya rumah tangga, penyusutan dan masih
banyak lagi biaya-biaya lainnya. Setelah semua biaya operasional serta non
operasional sudah diketahui dan dikurangi dengan pendapatan bruto, maka kita
akan bisa mendapatkan laporan laba operasionalnya.
d.
Tambahkan semua pendapatan maupun pengeluaran
diluar usaha. Pendapatan maupun pengeluaran luar usaha merupakan sebuah
pemasukan dan pengeluaran yang sifatnya diluar usaha kita. Contohnya adalah
pendapatan luar usaha seperti kita telah mendapatkan bunga bank, laba dari
selisih kurs, dan lain sebagainya. Dan untuk pengeluaran dari luar usaha, maka
seperti biaya admin bank, pajak bunga bank, rugi selisih kurs, dan banyak lagi
yang lainnya.
e.
Laporan Laba Bersih. Setelah semua pencatatan
sudah dilakukan, maka dapatlah laporan dari laba bersih yang akan terbentuk
keuntungan dari usaha kita. Laba bersih inilah yang nantinya akan menentukan
dari pembagian deviden kepada para pemodal atau para pemegang saham dan sebagai
dasar tentang seberapa besar kemampuan dari bisnis untuk kedepannya.
Cara Menghitung
Laba Bersih
Keterangan:
EBITDA = Earning before Interest, Tax, Depreciation and Amortation (Laba sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi)
EBITDA = Earning before Interest, Tax, Depreciation and Amortation (Laba sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi)
EBIT = Earning
before Interest and Tax (Laba sebelum Bunga dan Pajak)
EBT = Earning
before Tax (Laba sebelum Pajak)
Terkadang, perusahaan atau bisnis juga menggunakan term lain
dalam istilah Laba Bersih. Term tersebut adalah Laba Sebelum Pajak, Laba
Sebelum Bunga dan Pajak, atau Laba Sebelum Bunga, Pajak, dan Depresiasi.
Prinsipnya, term-term tersebut sesuai dengan konteks masing-masing
kalimat. Sebagai contoh, Laba Sebelum Bunga dan Pajak berarti Laba Bersih
sebelum dikurangi biaya bunga dan pajak, dan seterusnya. Perbedaan term
tersebut biasa dipakai manajemen atau investor dalam menimbang keputusan bisnis
melalui berbagai perhitungan Rasio Keuangan.
Sumber:
Dosenpendidikan.com.
2020. “Laba Adalah”. [link] https://www.dosenpendidikan.co.id/laba-adalah/.
Diakses pada tanggal 08 Mei 2020 pukul 22.48 WIB.
Martina. 2020.
“Perbedaan Laba Kotor dan Laba Bersih Suatu Usaha”. [link] https://ukirama.com/blogs/perbedaan-laba-kotor-dan-laba-bersih-suatu-usaha.
Diakses pada tanggal 08 Mei 2020 pukul 22.48 WIB.
Nicho. 2018.
“Rumus Laba Bersih dan Contohnya”. [link] http://nichonotes.blogspot.com/2018/02/rumus-laba-bersih.html.
Diakses pada tanggal 08 Mei 2020 pukul 22.50 WIB.
Sodikin, Slamet
Sugiri dan Arief Zuliyanto Susilo. 2019. “Penganggaran Edisi 2”. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Wibowo. 2020.
“Pengertian/Definisi Laba Bersih Operasional (Net Income From Operation)”.
[link] https://www.wibowopajak.com/2014/03/pengertiandefinisi-laba-bersih.html.
Diakses pada tanggal 08 Mei 2020 pukul 22.50 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar