Rabu, 16 Desember 2015

Laporan Pengaruh Jenis Air Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau

Setelah kita melakukan praktikum, pasti akan ada yang namanya laporan hasil praktikum. Salah satunya adalah laporan praktikum biologi dalam mengamati pengaruh jenis air terhadap kecepatan proses pertumbuhan kacang hijau. Berikut adalah bentuk laporan biologi tersebut:





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh jenis air terhadap proses pertumbuhan kacang hijau
1.2 Latar Belakang
Kacang hijau termasuk tanaman yang relatif mudah untuk ditanam karena tidak tergantung pada iklim tertentu. Dengan memperhatikan kecukupan faktor-faktor eksternal seperti air dan mineral, kelembaban, suhu dan cahaya, kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Menurut para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan Kozlowski, 1979, perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji .
Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat nsuresible (tidak dapat kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur ketika tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas / awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari awal / tunas.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah air. Air mutlak diperlukan tanaman, karena di dalam hidupnya tak mungkin tanaman dapat tumbuh dan berkembang tanpa membutuhkan air.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada kacang hijau adalah air. Pemberian jenis air yang berbeda akan menghasilkan pertumbuhan yang berbeda pula. Berdasarkan hal tersebut kelompok kami pun tertarik untuk meneliti pengaruh jenis air terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau.
Dalam penelitian ini kami menggunakan air Mineral kemasan, air beras dan air limbah untuk menyiramnya. Air mineral kemasan kaya akan oksigen sampai dengan 8mg / L @ 20 ° C. Air Murni ini diambil dari mata air pegunungan dan diproses melalui hyper membrane filter 0,0001 mikron sehingga tidak mengandung mikroorganisme dan mineral anorganik, misalnya chlorine dan natrium fluoride. Sedangkan air cucian beras, memiliki kandungan nutrisi yang melimpah. Diantaranya karbohidrat yang berupa pati sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula, dan vitamin yang tinggi. oleh sebab itu kami ingin tahu apakah air Mineral dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Sementara air limbah yang berasal dari limbah biologis seperti kakus, berbentuk tinja manusia, maupun limbah lainnya berupa cairan ataupun limbah biologis lainnya yang terbawa oleh air limbah rumah tangga bekas cuci piring, maupun limbah cairan dari dapur. Di luar jumlahnya, air limbah ini mengandung empat komponen berbahaya seperti:
  1. Mikroba (seperti bakteri Salmonela typhi penyebab demam tifus dan bakteri Vibrio cholerae penyebabkolera, hepatitis A, dan virus penyebabpolio). Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba termasuk bakteri koli-tinja (E. coli).
  2. Materi organik berupa sisa dan ampas makanan yang tidak tercerna dalam bentuk karbohidrat, enzim, lemak, mikroba, dan sel-sel mati. Satu liter tinja mengandung materi organik yang setara dengan 200-300 mgBOD5. Kandungan BOD yang tinggi mengakibatkan air mengeluarkan bau tak sedap dan berwarna hitam.
  3. Telur cacing. Prevalensi anak cacingan yang diakibatkan cacing cambuk dan cacing gelak bisa mencapai 70 persen dari balita di Indonesia.
  4. Nutrisi yang umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan fosfor (P) yang dibawa oleh sisa sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa amonium, sedangkan fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengandung amonium sekitar 25 mg dan fosfat seberat 30mg. Senyawa nutrisi memacu pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya warna air jadi hijau. Gangang menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan air lainya mati. Fenomena yang disebuteutrofikasi ini mudah ditemukan, termasuk di waduk, danau, maupun balong-balong.
Berdasarkan beberapa konten jenis-jenis diatas kami ingin meneliti pengaruh jenis air terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau.
1.3 Rumusan Masalah
Apakah jenis air mempengaruhi kecepatan proses pertumbuhan kacang hijau?
1.4 Manfaat Penelitian
a.        Mengetahui pengaruh jenis air terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
b.       Memberikan informasi  kepada masyarakat bahwa jenis air mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman



\












BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1    Landasan Teori
2.1.1    Pengertian Kacang Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah keledai dan kacang tanah.
Di dalam kacang hijau terdapat berbagai konten, antara lain:
a. Protein (memperkuat daya tahan tubuh).
b. Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang).
c. Vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energi).
d. Vitamin B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh).
e. Vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan).
f. Zat besi (membantu pembentukan sel darah merah.
g. Magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak.
h. Ada antioksidan yang berguna bagi tubuh.
Hormon auksin sangat penting bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau.Hormon auksin berfungsi merangsang perpanjangan sel-sel batang, pertumbuhan akar, diferensiasi sel, pertumbuhan buah, fototropisme dan geotropisme. Hormon auksin di hasilkan pada embrio dalam biji, meristem batang dan daun-daun muda.

2.1.2   Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel dan dapat pula disebabkan oleh keduanya. Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel.Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atautingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakansecara kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajardengan pertumbuhan.
Perkembangan awal suatu tumbuhan secara garis besar melalui tiga tahap, yaitu pembelahan sel, morfogenesisi dan diferensiasi seluler.
a.      Pembelahan sel
Zigot di dalam biji tumbuhan mengalami pembelahan sel mitosis memebentuk jaringan embrional.
b.      morfogenesis
Embrio yang terbentuk didalam biji memiliki kotiledon dan akar serta tunas rudimenter. Sesudah biji berkecambah akan dan tunas rudimenter tersebut akan berkembang menbentuk sistem akar dan tunas tanaman. Proses ini dinamaakan morfogenesis.
c.       Diferensiasi seluler
d.      Jaringan embrional terus berkembang menjadi struktur dan fungsi khusus yang akan dimiliki pada sat dewasa. Pada saat ini gen menentukan sifat tanaman. Sel-sel yang terdiferensiasi akan memebentuk jaringan. Diferensiasi adalah proses yang membuat sel memiliki fungsi biokimia dan morfologi khusus yang sebelumnya tidak dimilikinya. Proses pembentukan jaringan permanen pada tumbuhan (epidermis, korteks, dan Stele) yang berasal dari jaringan embrional di sebut spesialisasi.
Jika sistem organ telah terbentuk, organisme akan mengalami pertambahan volume.Hal ini terjadi karena sel terus mengadakan mitosis dan sel mengambil bahan-bahan yang dibutuhkannya dari lingkungan.
                                                         
2.1.3   Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan

A.     perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jikaberada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahanini membutuhkan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup, kelembaban, dan cahaya.
a.     Proses perkecambahan
1)       Proses fisika
Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
2)       Proses kimia
Dengan masuknya air ke dalam biji, enzimakan bekerja dengan aktif. Jika embrio terkena air, embrio menjadiaktif dan melepaskan hormon giberelin (GA) .Hormon ini memacualeuron untuk membuat (mensintesis) dan mengeluarkan enzim. Enzimyang dikeluarkan antara lain: enzim amilase, maltase, dan enzimpemecah protein.
Enzim bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang ada dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air, misalnya enzim amilase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.

b.     Macam perkecambahan
1)    perkecambahan hipogeal
Pada perkecambahan ini, epikotil memanjang kepermukaan tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam tanah.Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), dan jagung (Zeamays).
2)    perkecambahan epigeal
Pada perkecambahan ini hipokotil tumbuh menembus permukaan tanah sehingga kotiledon terangkat ke permukaan tanah.Contoh: perkecambahan pada kacang hijau (Phaseolus sp.), Kacang tanah (arachis hypogaea) dan kapas (Gossypium sp).

B.      Pertumbuhan primer
a. Titik tumbuh akar
Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalamipertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tanaman akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.
Berdasarkan strukturnya, titik tumbuh akar dibedakan menjadi daerah pembelahan sel, daerah pemanjangan sel dan daerah diferensiasi .Daerah pembelahan sel terdapat pada bagian ujung, di belakang tudungakar.Pada daerah ini terdapat meristem primer dan meristem apikaldengan sel-sel yang aktif membelah (meristematik). Meristem primerterdiri atas tiga sistem jaringan yaitu protoderm (lapisan terluar yangakan menjadi jaringan epidermis), meristem dasar (lapisan kedua yangberada di sebelah dalam protoderm dan akan menjadi jaringan dasar), dan prokambium (merupakan lapisan dalam yang akan menjadi steleatau silinder pusat). Meristem apikal merupakan pusat pembelahan sel.
Daerah pemanjangan sel ada di belakang daerah pembelahan.Sel-sel pada daerah ini memiliki kemampuan untuk tumbuh danmemanjang.
Pada daerah diferensiasi, sel-sel pada tiga sistem jaringan meristemmengalami proses diferensiasi, sehingga memiliki struktur dan fungsikhusus. Epidermis pada daerah diferensiasi sudah terdiferensiasi dantumbuh bulu-bulu akar yang berfungsi untuk menyerap unsur-unsurhara dari dalam tanah.Oleh sebab itu, daerah diferensiasi.

b. Titik tumbuh batang
Sama seperti halnya akar, pada ujung batang juga ada titik tumbuh pada batang dilindungi oleh balutan bakal daunnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan yang terjadi pada akar, yaitu ada daerah pembelahan sel, daerah pemanjangan sel dan daerah diferensiasi.
Pada daerah pembelahan ada titik tumbuh dan bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda akan melengkung diatas titik tumbuh.
Pada zona pemanjangan sel-sel tumbuh memanjang dan membesar sertamulai tampak bakal jaringan pembuluh. Pada daerah diferensiasi terdapatbermacam-macam jaringan, tetapi pada dasarnya batang memiliki lapisan-lapisanjaringan yang sama dengan akar, yaitu epidermis, korteks, dan silinderpusat (Stele).


C.     Pertumbuhan sekunder
Di antara xilem dan floem ada kambium yang sel-selnyaaktif membelah.Pada tumbuhan dikotil, jaringan xylem dan floem primer terdapat pada batang dan akar yang hidupdiambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkanoleh kambium yang aktif membelah.
Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floemsekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekundersehingga batang tumbuhan bertambah besar.Aktivitaskambium yang membentuk xilem dan floem sekunder inidisebut pertumbuhan sekunder .Semua jaringan yang ada disebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luarkambium disebut kulit atau papagan. Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batangterjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim.Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitaskambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunderyang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan, aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitaskambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun.

2.1.4   Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
A.    Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan yang memepengaruhi pertumbuhannya, yaitu:
a. Cahaya
b. Makanan
c. Air
d. Oksigen
e. Kelembaban
f. suhu
B.     Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tanaman, yaitu:
a. Gen
b. Hormone

Air (H 2 O) adalah cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau yang ada dan dibutuhkan dalam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan, yang secara kimiawi air terbentuk dari Hidrogen dan Oksigen. Air merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat perkecambahan dan menghentikan masa dormansi biji. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.

Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah hormon perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Selain itu masuknya air pada biji juga menyebabkan enzim aktif bekerja. Bekerjanya enzim merupakan proses kimia. Enzim amilase bekerja memecah tepung menjadi maltosa, selanjutnya maltosa dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Protein juga dipecah menjadi asam - asam amino. Senyawa glukosa masuk ke dalam proses metabolisme dan dipecah menjadi energi dan senyawa karbohidrat yang menyusun struktur tubuh Asam - asam amino dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi menyusun struktur sel dan enzim - enzim baru. Asam - asam lemak terutama dipakai untuk menyusun membran sel.

Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.

Fungsi air untuk tanaman adalah:
a) Memberikan tekanan turgor pada dinding sel sehingga sel dapat membelah dan tumbuh.
b) Merangsang terjadinya proses imbibisi, yaitu proses penyerapan air oleh biji.
c) Sebagai bahan baku fotosintesis sehingga tanaman memproduksi glukosa.
d) Mendistribusikan hasil-hasil fotosintesis keseluruh bagian tanaman.

Bila tanaman kekurangan air, maka tanaman akan kering dan kekurangan nutrisi karena tidak ada yang mengangkut nutrisi itu. Tapi jika kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan akan mati.

2.2 Hipotesis
        Jenis air mempengaruhi kecepatan proses pertumbuhan kacang hijau






BAB III
Metodelogi PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian
1.       Variabel bebas: Jenis air (air mineral, air cucian beras, air limbah rumah tangga)
2.       Variabel kontrol: Media tanam (ukuran pot, jumlah kapas), jenis tanaman kacang hijau, jumlah atau volume larutan yang diberikan
3.       Variabel terikat: Pertumbuhan kacang hijau yang diamati, yaitu tinggi tanaman, kondisi fisik yang tampak pada batang, kondisi fisik yang tampak pada daun

3.2   Metode penelitian
1.       Study literature
Dalam melakukan percobaan ini kami akan menggunakan metode study literatur yaitu dengan cara membaca buku-buku yang menjadi sumber referensi yang mendukung penelitian kami.
2.       Experimen
Kami melakukan percobaan langsung untuk mendapatkan data yang kami cari.

3.3 Alat dan Bahan:
3.3.1 Alat:
1.       Gelas plastik
2.       Pipet tetes
3.       Penggaris
4.       Alat tulis (pulpen dan buku tulis)
3.3.2 Bahan:
1.       Kapas
2.       Biji kacang hijau
3.       Air Limbah
4.       Air Mineral
5.       Air bekas cucian beras
3.4 Cara Kerja
1.       Siapkan alat dan bahan
2.       Pastikan alat dan bahan bersih
3.       Berikan label pada setiap gelas dengan nama yang berbeda, seperti A, B, dan C
4.       Masukkan masing-masing tiga lapis kapas pada setiap gelas
5.       Periksa biji kacang hijau dengan memasukkannya kedalam air bersih, jika biji kacang hijau tenggelam maka dapat digunakan untuk penelitian, jika biji kacang hijau mengambang maka sebaiknya tidak menggunakan biji tersebut untuk penelitian
6.       Tempatkan 3 biji kacang hijau pada setiap gelas yang berisi kapas
7.       Teteskan air mineral pada sampel A, air bekas cucian beras pada sampel B, dan air limbah rumah tangga pada sampel C masing-masing 30 ml setiap 2 hari sekali
8.       Ukur tinggi setiap tanaman pada hari penyiraman (2 hari sekali)
9.       Catat waktu kapan tanaman mulai berkecambah
10.   Amati pula kondisi fisik batang, dan daun untuk mendapatkan data kualitatif
11.   Catatlah semua data yang diperoleh kedalam tabel



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1   Hasil Penelitian

1.       Gelas A (Air Mineral)
Tanggal
Hari
ke
Tinggi tanaman yang disiram (cm)
Deskripsi
Biji 1
Biji 2
Biji 3
30-09-2015
1



Awal pertumbuhan biji kacang hijau
1-10-2015
2



Tidak Diamati
2-10-2015
3
0,5 cm
0,5 cm
0,5 cm
Selaput biji kacang hijau terkelupas
3-10-2015
4



Tidak Diamati
4-10-2015
5
3 cm
2 cm
1 cm
Daun pada biji 1 tumbuh sebanyak 2 lembar, daun biji 2 belum tumbuh, biji 3 belum tumbuh daun
5-10-2015
6



Tidak Diamati
6-10-2015
7
15 cm
12 cm
11,5 cm
Daun pada biji 1 tumbuh sebanyak 4 lembar, daun biji 2 tumbuh 2 lembar, biji 3 belum tumbuh daun
7-10-2015
8
24 cm
20 cm
19 cm
Daun pada biji 1 tumbuh sebanyak 4 lembar, daun biji 2 tumbuh 2 lembar, biji 3 belum tumbuh daun
Rata-rata
10,62 cm
8,62 cm
8 cm



2.       Gelas B (Air Cucian Beras)

Tanggal
Hari
ke
Tinggi tanaman yang disiram (cm)
Deskripsi

Biji 1
Biji 2
Biji 3

30-09-2015
1



Awal pertumbuhan biji kacang hijau

1-10-2015
2



Tidak Diamati

2-10-2015
3
0,5 cm
0,5 cm
0,5 cm
Selaput biji kacang hijau terkelupas

3-10-2015
4



Tidak Diamati

4-10-2015
5
4 cm
2 cm
1 cm
Daun pada biji 1 tumbuh sebanyak 2 lembar, daun biji 2 belum tumbuh, biji 3 belum tumbuh daun

5-10-2015
6



Tidak Diamati

6-10-2015
7
13 cm
9 cm
2 cm
Daun pada biji 1 tumbuh sebanyak 2 lembar, daun biji 2 belum tumbuh daun, biji 3 belum tumbuh daun

7-10-2015
8
23 cm
16 cm
4 cm
Daun pada biji 1 tumbuh sebanyak 4 lembar, daun biji 2 tumbuh 2 lembar, biji 3 belum tumbuh daun

Rata-rata
10,12 cm
6,87 cm
1,8 cm




3.       Gelas C (Air Limbah Rumah Tangga)

Tanggal
Hari
ke
Tinggi tanaman yang disiram (cm)
Deskripsi

Biji 1
Biji 2
Biji 3

30-09-2015
1



Awal pertumbuhan biji kacang hijau

1-10-2015
2



Tidak Diamati

2-10-2015
3
0,5 cm
0,5 cm
0,5 cm
Selaput biji kacang hijau terkelupas

3-10-2015
4



Tidak Diamati

4-10-2015
5
3 cm
1 cm
1 cm
Daun pada biji 1 tumbuh sebanyak 2 lembar, daun biji 2 belum tumbuh, biji 3 belum tumbuh daun

5-10-2015
6



Tidak Diamati

6-10-2015
7
14 cm
3 cm
2,5 cm
Daun pada biji 1 tumbuh sebanyak 2 lembar, daun biji 2 belum tumbuh daun, biji 3 belum tumbuh daun

7-10-2015
8
24 cm
4 cm
4 cm
Daun pada biji 1 tumbuh sebanyak 4 lembar, daun biji 2 belum tumbuh daun, daun biji 3 belum tumbuh daun

Rata-rata
10,37 cm
2,12 cm
2 cm





4.2   Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan jenis air ternyata memang berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau, ini dapat dilihat dari perbandingan antara sampel A (Air Mineral), B (Air Cucian Beras), C (air limbah), dimana pertumbuhan pada gelas B yang disiram dengan air Cucian Beras lebih cepat dari gelas yang lainya, dengan rata-rata panjang 11.2 cm, juga ukuran dan lebar daun yang lebih besar dan lebih lebar di banding gelas lain dan semua biji yang ditanam tumbuh dengan baik, kandungan dalam air the sangat berpengaruh terhadap cepatnya pertumbuhan kacang hijau . kemudian A yang disiram dengan Air Mineral dengan rata-rata panjang batangnya 9,9 cm, ukuran dan lebar daun sedang jika, dan 1 biji tidak tumbuh, terakhir C yang disiram dengan air limbah dengan rata-rata panjang batangnya 4.77 cm, ukuran dan lebarnya lebih kecil dibanding biji kacang hijau di gelas A dan B, pada awalnya hanya ada 3 biji yang tumbuh kemudian pada hari ke 6 dan 7 2 biji lagi tumbuh dan pada hari terakhir hanya ada 1 yang hidup sisanya mati dan kondisi daunya layu. 











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan  
       Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan pertumbuhan yang dipengaruhi oleh perbedaan jenis air yang diberikan pada tanaman kacang hijau.
Proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau pada awalnya tanaman pada sampel C (air limbah) lebih cepat tumbuh dari sampel lain, namun pada akhir percobaan terlihat pada sampel A mengalami tanaman yang paling subur karena ketiga biji kacang hijau sama sama tumbuh dan lebih memiliki pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan sampel C dan B

5.2 Saran
1.       Sebelum melakukan penanaman, pastikan kacang hijau yang dipilih dalam keadaan yang benar -benar segar.
2.       Memastikan kesterilan kapas dan air yang digunakan.
3.       Sebaiknya dalam penanaman sebaiknya menggunakan air hujan untuk mendapatkan hasil pertumbuhan paling optimal




1 komentar:

  1. izin copas/mengikuti bentuk laporannya untuk laporan saya di sekolah :)

    BalasHapus

Pendanaan Sumber Internal dan Eksternal Berikut Contohnya.

Dalam melakukan investasi, perusahaan seringkali membutuhkan tambahan dana yang cukup besar, baik yang bersumber dari internal, maupun ekst...