1. Bagaimana Cara menghitung variansi
volume dalam suatu perusahaan?
Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead
costs) adalah biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun
biaya tenaga kerja langsung. Jika suatu perusahaan memiliki departemen lain di
luar departemen produksi, maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu
tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai
biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari
biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga
kerja tak langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga
fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.
Dalam menghitung variansi volume, dapat dilakukan
dengan cara membandingkan antara kos overhead tetap yang dianggarkan pada
kapasitas praktis dengan kos standar overhead tetap yang dibolehkan. Jika
produk yang dihasilkan melebihi volume yang dianggarkan maka variansinya
disebut menguntungkan ( favorable ) dan jika sebaliknya disebut variansi volume
tidak menguntungkan ( unfavorable ). Oleh karena itu tanggung jawab
terhadap variansi volume seharusnya dibebankan ke manajer produksi. Namu kadang
suka di luar kontrol manajer produksi sebagai contoh: manajer pembelian dengan
sengaja membeli bahan baku dengna kualitas rendah sehingga pada saat proses
produksi memerlukan banyak sekali pengerjaan ulang (reworking).
Sumber:
Narsa, I Made.
2019. “Akuntansi Manajemen”. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Utami, Novia
Widya. 2017. “5 Cara Penghitungan Biaya Overhead Pabrik yang Harus Anda Tahu”.
[link] https://www.jurnal.id/id/blog/2017-5-cara-penghitungan-biaya-overhead-pabrik-yang-harus-anda-tahu/.
Diakses pada tanggal 16 Mei 2020 pukul 22.15 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar